
Setelah merugi hingga 70 juta pounds (Rp 973,9 miliar) untuk membayar pemain-pemain yang tak berguna, gaji para pemain bakal dipangkas oleh Roman Abramovich.
Ketika Michael Ballack pindah ke Chelsea pada musim 2006, sebuah keuntungan besar direguk, terutama untuk menambah tabal kantongnya. Adalah besaran gaji sebesar 121 ribu pounds (Rp 1,68 miliar) diberikan untuknya setiap pekan. Gaji itu membuatnya sebagai pemain bergaji tertinggi di the blues bersama Andriy Shevchenko.
Namun itu semua sudah menjadi masa lalu. Empat tahun kemudian, semua kondisi terbalik. Sebuah tawaran perpanjangan kontrak terulur kepadanya, hanya saja Ballack harus menerima kenyataan pahit. Gajinya harus rela dipotong hingga 50 persen menjadi 60 ribu pounds (Rp 834,8 juta) per pekan saja.
Pemotongan gaji seperti ini merupakan kebijakan baru di Chelsea. Semua terjadi akibat klub yang kehilangan uang hingga 70 juta pounds (Rp 973,9 miliar) akibat membayar gaji pemain-pemain yang hanya memberikan sedikit kontribusi ketika berada di Stamford Bridge.
Nama-nama seperti Juan Veron, Hernan Crespo, sampai Shevchenko bukanlah pemain yang bisa dibayar murah. Gaji mereka bertiga saja mencapai 41 juta pounds ketika dipinjamkan ke klub lain karena jasanya tak dipakai di skuad Chelsea. Namun kontribusi mereka terhadap The Blues dinilai sangat minim.
Melihat kondisi tersebut, Roman Abramovich sebagai pemilik tak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama pada masa mendatang. Dia tak ingin pemain-pemain yang tak punya kontribusi positif bagi klub mereguk keuntungan pribadi dari besaran gaji mereka.
Kebijakan ini juga akan diterapkan bagi pemain-pemain tim utama. Mulai dari Ballack, Nicolas Anelka, hingga Joe Cole, yang dua musim terakhir lebih sering dibekap cedera.
Selain itu, hal ini merupakan puncak masa kepemimpinan Roman Abramovich di Chelsea. Setelah tujuh tahun berlalu, dia tak lagi ingin menghambur-hamburkan uangnya di The Blues. Sebab dia tak lagi yakin uang akan menjamin kesuksesan bagi Chelsea.
Paling tidak, Roman Abramovich mengakui krisis finansial kini benar-benar menghantam dunia sepak bola. Pria asal Rusia ini menyadari pembibitan pemain, seperti Nemanja Matic, Daniel Sturridge, atau Gael Kakuta lebih membuat dirinya berhemat dibandingkan harus membeli pemain bintang, yang belum tentu memberikan kesuksesan bagi klub. Mulai dari saat ini, Roman Abramovich dan chief executive Chelsea, Ron Gourlay, dipastikan akan mengeluarkan uang secara efisien.
 
 




